Perpustakaan Kemarin

Sumber: instastory Yuyun di Kedai Buku Jenny

Seringkali aku merasa muak dengan segala hal yang ada di hidup ini. Haruskah bangun pagi, sekolah, wisuda lalu segera menikah dan menjadi tua yang entah. Aku mencintai kebebasan dan itulah kehidupan yang sesungguhnya. Aku tidak menyukai hal-hal yang seragam dan sekali lagi aku menyukai kebebasan. Kebebasan yang kumaksud adalah kebebasan yang paling sulit diterima oleh banyak orang. Selayaknya aku adalah manusia yang sama dengan yang kamu jumpai pada umumnya. Aku tidak jauh berbeda dengan teman-temanmu di kampus, di tempat kerja atau orang-orang yang kamu temui di mana pun. Aku pun mencintai kesenangan, aku menyukai segala tentang gemerlap hidup dan segala kemewahannya. Aku pun ingin kaya raya dan dihormati oleh banyak orang. Tapi untuk hal-hal seperti itu, aku punya batasan sendiri, batasan seperti kebebasan yang kuyakini.
Seringkali aku merasa kosong. Aku merasa hidup ini tak ada gunanya meski petualangan menunggu di mana-mana. Aku selalu sibuk berdebat dengan diriku sendiri. Rasanya tak ada yang pernah selesai selama manusia masih menganggap dirinya sebagai sesuatu yang tak pernah cukup. Sekompleks inikah hidup yang mesti kunikmati. Semuanya butuh pengorbanan dan penolakan-penolakan yang menyakitkan.
Aku masih di warung kopi favoritku. Lagu Bahagia karya Sisir Tanah sedang kusetel baik-baik di kepala melalui earphone yang kupinjam tempo hari. Cerita seperti apa yang ingin kamu dengarkan hari ini? Oh iya, hari ini akun Mediumku tersuspend, entah kenapa. Jadi, aku harus mereview buku dan rencana hasilnya akan kuposting di sana namun rencana tiba-tiba berubah. Akhirnya kubuatlah blog baru ini. Blog yang kunamai “Perpustakaan Kemarin”.
Izinkan aku bercerita sedikit tentang aku dan hal-hal yang kualami beberapa waktu belakangan ini. Mulai hari ini aku akan menulis apa pun yang kualami di blog ini (selama ada wifi). Oh iya, jadi Perpustakaan Kemarin itu tiba-tiba saja kutetapkan sebagai nama blog. Alasannya juga tidak jelas sih. Hanya karena nama itu saja yang tiba-tiba terlintas di pikiranku. Tapi yang jelas ini ada hubungannya dengan kenangan. Jangan mengerutkan dahi dulu jika menjumpai kata kenangan. Kenangan yang kumaksud tak selalu tentang kepergian, kehilangan, rindu atau apa pun yang pastinya membuat kamu risih. Kenangan yang kumaksud adalah apa saja yang telah terjadi kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu atau pun beberap saat yang lalu. Jadi semua yang kemarin-kemarin itu sangat menyenangkan untuk dituliskan, asal tidak selalu dengan perspektif yang melankoli. Bisa saja seperti itu asal jangan berlalrut dan tak berniat untuk bangkit. Intinya, ini hanya untuk mengabadikan segala sesuatu yang memang layak untuk diabadikan. Ini juga bertujuan sebagai tempat latihan saya untuk menulis. Kemarin-kemarin saya selalu tak percaya diri untuk membagikan tulisan-tulisanku yang berupa puisi dan sekedar tulisan entah apa namanya.
Beberapa tahun belakangan ini aku memang suka menulis apa pun yang telah aku alami. Aku lebih banyak menulis puisi. Dengan adanya "Perpustakaan Kemarin” ini aku berharap bisa lebih sering menulis. Hitung-hitung latihan. Aku memang punya kok naskah puisi yang siap untuk diterbitkan. Dua naskah malah. Tapi aku belum siap. Ada beberapa hal yang menjadi kendala selain kepercayaan diri. Akan tetapi setelah bergaul di sebuah komunitas yang luar biasa keren di kota ini aku jadi sedikit mendapat motivasi dan dukungan. Aku merasa memiliki tempat untuk saling berbagi pengalaman dan bercerita tentang hal-hal yang masing-masing kami sukai.
Kadang-kadang aku berpikir bahwa saat ini adalah titik ternadir dalam hidupku. Titik di mana aku banyak menyendiri dan lebih menyimpan rasa cemas sendirian. Mungkin karena aku tiba-tiba jarang bertemu dengan para sahabat yang sejak dulu melekat ataukah karena tuntutan hidup yang semakin serius dan aku yang sekarang masih belum jadi apa-apa.
Apalagi yang manusia belum rencanakan? Segala yang sanggup diangankan rasanya telah terencana. Namun memang hanya beberapa saja yang sempat terusahakan apalagi jadi kenyataan. Apakah manusia yang sepertiku hanya aku saja? Aku sering bertanya-tanya, apakah hidup seperti ini hanya aku saja yang mengalaminya? Aku tak bisa menjawabnya. Rasanya tak perlu dijawab. Bukankah hidup ini bukan pertanyaan melainkan sesuatu yang harus dijalani. Kuakui jika aku adalah orang yang paling sering mengingat-ingat kembali segala hal yang tak lagi seharusnya harus diingat. Jika ada survey dan statistikyang  meneliti tentang kecendrungan manusia mengenang, mungkin akulah yang terbanyak. Namun jangan salah, kadang-kadang aku seperti itu karena ibarat sedang mencari bahan baku untuk membuat sesuatu. Mendaur ulang sesuatu. Kok kesannya jadi ingin membuat kerajinan otak kanan. Jadi nanti bentuknya bisa seperti puisi-puisi. Kesimpulannya, "Perpustakaan Kemarin” ini adalah sebuah bangunan dengan rak-rak, bingkai-bingkai dengan canvas yang akan memamerkan karya dari hasil perenungan apapun yang berkesan untuk diingat kembali.

Sekarang sudah pukul 01.11 dan aku sedang menyetel playlist lagu-lagu folk di youtube, kebetulan yang sedang terputar adalah Senandung dengan judul lagu Hujan Di Balik Jendela. Wah, pas. Indie sekali kan? Hehe. Aku sudah mengantuk sekarang dan harus pulang ke kosan. Sampai di kosan mungkin tak langsung tidur juga. Paling mencuci atau kalau sedang tidak mood akan kucoba untuk menonton. Ok, sampai di sini dulu. Jangan bosan-bosan berkunjung kemari.😄

Komentar

Postingan Populer